Social Icons

Minggu, 26 April 2015

Keajaiban Doa Orang Tua untuk Anaknya

“Anakmu pintar sekali ya. Masih kecil tapi rajin ke masjid ikut shalat jamaah. Antum mengajaknya tiap hari?” kata seorang ikhwan kepada temannya sesama kader dakwah.
“Alhamdulillah, dia berangkat sendiri tanpa disuruh.”
“Hebat. Gimana tipsnya?”
“Wallahu a’lam. Ana nggak merasa ada tips khusus. Hanya saja, sejak sebelum menikah aku selalu berdoa: Rabbij’alni muqimash shalati wa min dzurriyati, rabbana wa taqabbal du’a’.”
Masya Allah… Doa yang dimaksud ikhwan tersebut adalah

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami dan anak cucu kami orang-orang yang tetap mendirikan sholata. Ya Tuhan kami, perkenankan doa kami.” (Q.S. Ibrahim: 40)
***
“Dulu waktu masih SMA, ia jarang pulang. Ikut genk yang nggak jelas. Shalatnya juga malas,” seorang ibu bercerita tentang anaknya yang kini telah menikah, “Lalu aku berdoa setiap selesai shalat fardhu dan shalat malam. Agar ia jadi anak yang shalih”
Setelah sekian lama mendawamkan doa, keajaiban mulai terlihat.
“Dini hari itu, setelah tahajud dan berdoa aku tertidur,” lanjut ibu itu, “aku bermimpi tubuh anakku dipenuhi ulat. Lalu aku mengambilnya satu per satu.”
Tak lama setelah mimpi itu, sang anak perlahan berubah. Sedikit demi sedikit ia menjaga jarak dengan genk-nya. Jika tak ada perlu ia berada di rumah, belajar. Di bangku kuliah, akhlaknya kian membaik, shalat lima waktu dipenuhinya dan ia meraih 10 besar IPK di fakultasnya.
***
Saudaraku, kadang sebagai orang tua kita melupakan senjata utama; doa. Kita lupa, di saat ada masalah dengan anak kita, di saat mereka jauh dari harapan kita, kita melupakan doa. Bukankah anak-anak kita sesungguhnya adalah milik Allah? Bukankah yang menggenggam hati mereka adalah Allah? Dan bukankah yang kuasa untuk mengubah dan memperbaiki mereka adalah Allah? Lalu mengapa kita tidak berdoa dan berdoa memohon kepada-Nya?
Ud’uunii astajib lakum. Allah sudah berfirman, berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan. Maka jika kita ingin akan kita shalih, anak kita taat, anak kita dekat dengan Allah, jalan utamanya adalah berdoa. Mintalah kepada Allah. Siapapun mukmin yang berdoa kepada Allah, Dia akan mengabulkannya. Apalagi jika yang berdoa adalah orang tua dan yang didoakan adalah anaknya.
Dalam sejumlah hadits, Rasulullah menegaskan bahwa doa orang tua untuk anaknya adalah doa yang akan dikabulkan. Doa yang tidak akan ditolak oleh Allah Azza wa Jalla.

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa musafir dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud; hasan)

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi; shahih)
Maka mulai malam ini, berdoalah untuk anak-anak kita. Doakanlah mereka, lalu perhatikan keajaiban yang akan terjadi. [Muchlisin BK/bersamadakwah]

Sumber : http://bersamadakwah.net/keajaiban-doa-orang-tua-untuk-anaknya/

Rabu, 22 April 2015

Perintah Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Berbakti kepada kedua orang tua memiliki keutamaan yang paling tinggi dan mulia. Tidak ada dalil yang dapat menandingi kuatnya dalil Al-Quran yang memerintahkan manusia untuk berbakti dan berlaku baik kepada kedua orang tuanya yang mengiringi perintah untuk menyembah Alllah yang Maha Esa( Yang tidak ada sekutu bagi-Nya), sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa ayat Al-Quran. Diantaranya adalah firman Allah Ta’ala yang artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan, berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (an-Nisaa’: 36”
Juga firman Allah Ta’al ayang berbunyi,
“Katakanlah, “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia; berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak.” (al-An’aam: 151)
Juga firman Allah yang lain yang berbunyi,
“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-bainya” (al-Israa’:23)
Perintah Berbakti dan Berlaku Baik kepada Kedua Orang Tua
Allah Ta’ala juga telah mengadakan perjanjian dengan bani Israel agar mereka berlaku baik kepada orang tua mereka, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari bani Israil (yaitu), ‘Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklahkepada ibu bapak.” (al-Baqarah: 83)
Perhatikanlah nash-nash Al-Quran ini. Lihatlah bagimana perintah menyembah Allah Yang Maha esa, Yang tidak Memuliki sekutu- diiringi dengan perintah untuk berlaku baik kepada kedua orang tua. Bukankah hal ini menunjukkan pentingnya persoalan berbakti kepada kedua orang tua?
Hadits tentang Posisi Orang Kedua Orang Tua
Kemudian perhatikanlah juga hadits nabi Sholallohu’alaihi wa sallam yang menjelaskan posisi berbakti kepada kedua orang tua dibandingkan berbagai amal perbuatan yang lainnya, yaitu dalalmhadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Musim dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallohu’anhu.
“Aku bertanya kepada Nabi Sholallohu’alihi wa sallam amal perbuatan apakah yang paling disukai oleh Allah ?” Bleiau menjawab, “Melakukan shalat pada waktunya.” Aku kembali bertanya kepadanya “Setelah itu perbuatan apa?” Beliau menjawab, “Kemudian berbakti kepada kedua orang tua”. Aku kembali bertanya, “Setelah itu perbuatan apa?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”
Berbakti didahulukan dari Menuntut Ilmu
Berbakti kepada kedua orang tua juga harus didahulukan daripada menuntut ilmu, meskipun ilmu yang dituntut adalah ilmu agama. Dengan catatan, jika memang tuntutan untuk mempelajari ilmu agama ini hukumnya adalah fardhu kifayah.
Jika seseorang tidak mengetahui bagaimana cara menyembah Allah, juga tidak mengetahui bagaimana cara mengesakan-Nya, tidak mengetahui bagaimana cara melakukan shalat, serta bagaimana cara menjatuhkan talak jika pada suatu saat dia dituntut untuk menceraikan istrinya, maka dalam kondisi yang seperti ini menuntut ilmu agama didahulukan daripada berbakti kepada kedua orang tua.
Berbakti dulu kemdudian Melakukan Perjalanan
Berbakti kepada kedua orang tua juga harus didahulukan daripada melakukan perjalanan untuk mencari rezeki jika orang tersebut masih memiliki persediaan makanan yang dapat menunjang kelangsungan hidupnya sarta dapat menutupi rasa laparnya dan rasa lapar keluarganya. Jika dia masih memiliki rumah untuk tempat berteduh untuk tempat berteduh serta masih memiliki pakaian untuk menutupi auratnya, juga selama dia merasa aman di negaranya dan tidak atakut terkena fitnah atau cobaan yang berat yang tidak dapat di tanggung, maka dia harus mendahulukan berbakti kepada kedua orang tuanya daripada melakukan perjalanan.
berbakti dan berlaku baik kepada orang tuaKemudian perhatikanlah juga perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya pada beberapa ayat yang terdapat dalam kitab Al-Quran agar mereka berbakti kepada kedua orang tua mereka, yaitu pada firman Alloh Ta’ala yang berbunyi,
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku, janganlah kamu mmpersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezalliman yang besar.’ danKami perintahkankepada manusia (berbuat baiklah) kepada orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapak-mu, hanya kepada Kulah kembalimu.” (Luqman: 13-14)
Begitu juga firman Allah Ta’ala yang berbunyi,
„Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyampihnya dalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahunia berdoa, „Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk menysukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’” (al-Ahqaaf: 15)
Allah Ta’ala juga berfirman:
„Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuianmu tetnang ibu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (al-‘Ankabuut: 8)
Dalam beberapa ayat Al-Quran ni, Allah Ta’ala memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada-Nya dan bersyukur kepada kedua orang tuanya.
Ketika Allah Ta’ala memuji danmenyanjung paranabi,maka di antara salah satu faktor sanjungan-Nya kepada mereka adalah sikap berbakti mereka kepada kedua orang tua mereka. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala ketika Dia menceritakan kisah nabi Yahya bin nabi Zakaria Alaihi sallam,
„Dan banyak berbaktikepada kedua orang tuanya dan bukanlahia seorang yang sombong lagi durhaka.” (Maryam: 14)
Begitu juga halnya dengan perkataan nabi Isa yang diucapkan ketka diamsih bayi, sebagaimana yang dipaparkan di dalam al-Quran,
”Berkata Isa, ‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan ida menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja kau beradsa dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama kau hidup dan berbakti kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sobong lagi celaka.’” (Maryam: 30-32)
Sumber: Buku Menempatkan ayah bunda di Singga Sana (http://berbaktikepadaorangtua.com/perintah-berbakti-dan-berlaku-baik-kepada-kedua-orang-tua/)


Selasa, 14 April 2015

Renungan

Terkadang yang tampak indah itu bukanlah keindahan
Terkadang yang tampak baik itu bukanlah kebaikan
Terkadang yang tampak cantik itu bukanlah kecantikan
Terkadang yang tampak cerdas itu bukanlah kecerdasan
Pun demikian …
Terkadang yang tampak jelek itu bukanlah kejelekan
Terkadang yang tampak buruk itu bukanlah keburukan
Terkadang yang tampak bodoh itu bukanlah kebodohan
Karena …
Indah itu hanya tampak fisik belaka,
namun keindahan lebih dalam maknanya
Baik itu hanya dipandang oleh mata,
namun kebaikan bisa dirasa kehadirannya
Cantik itu hanya sekadar memanjakan mata,
namun kecantikan bisa menentramkan jiwa
Cerdas itu hanya sekadar ada di kepala,
namun kecerdasan menyatu dalam rasa
Pun demikian …
Karena jelek itu hanya tampak oleh mata,
namun kejelekan mampu mengundang angkara
Karena buruk itu hanya dirasa oleh indera,
sungguh keburukkan mampu mengundang siksa
Karena bodoh itu urusan isi kepala,
namun kebodohan bisa membawa malapetaka

FB : Mahmud Torif

Senin, 13 April 2015

Madrasah Aliyah Asy-syifa' Memiliki Ruang Perpustakaan Baru yang Representatif

BANTUL (KR) Madrasah Aliyah (MA) Asy-Syifa' Muhammadiyah Bambanglipuro Bantul memiliki ruang perpustakaan baru, yang diresmikan Jum'at (10/4) malam, bersamaan dengan pengajian dan doa bersama jelang UN 2015.

Kepala MA Asy-Syifa' Drs H Akhid Widi Rahmanta mengatakan, perpustakaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar (KBM), sehingga memperoleh prioritas pengadaannya. Menurutnya, dengan adanya ruang perpustakaan yang representatif akan melancarkan KBM di Madrasahnya dalam menyiapkan kader persyarikatan yang handal.

KH Asrori Ma'ruf dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bantul dalam tausiyahnya menyatakan, perlu pimpinan dan segenap guru meningkatkan mutu pendidikan di MA Asy-Syifa'. Ia mengingatkan semboyan "Manjadda Wajadda", yang bermakna siapa yang berusaha keras meraih kesuksesan, akan mendapatkannya.

Tahun ini sebanyak 9 siswa MA Asy-Syifa' jurusan keagamaan mengikuti UN, bergabung dengan MAN Wonokromo. "Insya Allah mulai tahun depan kami menyelenggarakan UN sendiri," kata Drs H Akhid Widi Rahmanta.

Sumber : Kedaulatan Rakyat

Sabtu, 18 Januari 2014

Nak, Ibu Ingin Bicara Soal Milih-milih Perempuan…

July, 2013
Rasanya hampir tidak dapat dipercaya sekarang ibu menulis soal ini kepada dua anak laki laki yang sangat membanggakan hati. Ibu tidak bisa lebih bersyukur atau meminta kepada Tuhan memperoleh putra yang lebih baik daripada kalian.  Kalian bertiga adalah anugerah terbesar dan terindah yang Tuhan berikan kepada ibu.  I could never ask for more…
Membesarkan kalian adalah masa masa terindah dalam hidupku, sekalipun itu harus ditukar dengan prospek perkembangan karir, ibu bahagia memilih menjadi ibu rumah tangga dan menyaksikan kalian tumbuh.
Pada akhirnya ibu harus bicara soal jodoh, mengingat saat ini  kalian sudah cukup pusing dikejar kejar cewek yang tentu saja mengagumi kualitas yang ada dalam diri kalian. You were brought up with lots of love and values  from your parents. Never forget that.
Rasanya ibu tidak harus  panjang lebar mengulang kembali bagaimana menjadi laki laki sejati . Satu kalimat sederhana mampu mengungkapkan petuah panjang soal itu  :Contohilah ayahmu.
Soal cewek, ibu dapat memahami rasa heran maupun kebingungan kalian. Wanita memang tidak mudah dipahami. Sampai detik ini juga ibu kadang sukar memahami diri sendiri. Itu bagian misteri perempuan yang justru menambah keindahannya. Satu pemahaman umum sederhana adalah wanita ingin disayangi dan dilindungi.
Soal selera secara fisik, ibu tidak perlu komen panjang lebar. Masing masing kalian memiliki selera berbeda, dan itu sah sah saja… Selera itu adalah hak prerogatif yang tidak bisa diganggu gugat. Yang pasti secara jujur ibu harus mengatakan bahwa inner beauty adalah hal terpenting, tapi inner beauty tanpa dibungkus dengan kulit luar yang apik akan menjadi kurang maksimal karena kalian sebagai laki laki sejati tidak mau merasa malu membawa istri dan mengenalkannya kepada orang lain, terutama sahabat dan keluarga. Kalian berdua sudah cukup dewasa untuk mengartikan ini…
Dari dulu ibu tidak pernah rewel soal berteman. Yang selalu ibu ingatkan adalah harus selalu baik dan sopan kepada orang lain. Berkawanlah sebanyak mungkin. Jangan memilih milih teman karena status sosialnya maupun dilihat dari uangnya. Tidak semua yang kaya itu baik, tidak semua yang miskin juga baik. Uang hanyalah sarana dan alat membeli sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan. Uang itu perlu, oleh karenanya aturlah uang dengan baik, dan jangan pernah membiarkan uang mengatur kalian, apalagi sampai bisa membeli hati nurani.
Entahlah kalau ibu ibu yang lain… tapi ketika menyangkut soal memilih jodoh, ibu harus minta maaf lebih dulu. Jujur ibu akan sanget bawel soal ini.  Ibu tidak pernah mungkin bisa benar benar objektif menilai wanita yang akan menjadi istri kalian, tapi sedapat mungkin ibu janji akan bersikap adil dan fair sebatas kemampuan ibu. You two know that I am a fair person. Ibu benci ketidak adilan.
Meskipun sejujurnya ibu sudah berulang kali mengatakan… rasanya tidak ada wanita yang cukup pantas mendapatkan kalian. Ini  adalah  ungkapan kebanggaan seorang ibu kepada anak laki lakinya. Overdosis ? mungkin memang kedengaran berlebihan…but I can’t help it. Kelak istri kalian juga akan merasakan hal yang sama jika kalian memiliki anak laki laki…
Memilih istri itu mungkin kurang lebih mirip dengan memilih mobil… Ada begitu banyak ragam jenis mobil dengan spesifikasi yang berbeda. Kenali diri kalian.. ketahui apa yang menjadi selera kalian.  Satu hal prinsip yang paling berbeda antara istri dan mobil adalah : Istri itu abadi. Tidak bisa ditukar tambah kapan saja kalian mau. When you get married, you married for life.
Jangan pernah menikah hanya karena merasa sudah umurnya harus menikah.Menikahlah karena kalian merasa pasti bahwa dengan dirinya kalian akan saling membahagiakan selamanya.
Ini yang bisa ibu katakan mengenai petunjuk umum secara garis besar ketika itu menyangkut calon istri…
-  Look for the right chemistry. Kalian akan tahu itu ketika bertemu dengan yang cocok. Kalian akan menyadari bahwa rasanya masuk akal kenapa selama ini yang lain kurang menarik, dan ada sesuatu yang rasanya kurang sebelum bertemu dengannya.
Ada pesona tersendiri yang dibawanya yang memang melekat dalam dirinya tanpa dibuat buat.  Ibu pikir dulu ayahmu jatuh cinta dengan ibu karena diantara teman teman calon dokternya yang lembut feminin, tiba tiba nongol seorang wanita yang lain dari yang lain. Yang bisa memanjat pohon dan berantem dengan sangat baik….  Rupanya pria kalem yang tenang itu tergeletak tak berdaya dengan seorang gadis blak blakanyang kalau makan tidak pernah malu malu, dan bisa menyatakan pendapatnya dengan jujur,  sekalipun harus berbeda… Siapa yang bisa menyangka ? Tanya ayahmu soal chemistry… ibu tidak pernah bosan mendengar cerita klasik bagaimana dia jatuh cinta dengan ibu…
- Nilai kebaikannya bukan semata dari cara dia memperlakukan kalian, tapi bagaimana dia memperlakukan orang lain, terutama mereka yang lebih tidak beruntung dari dirinya.
Tentu saja wanita akan baik kepada pria yang dicintainya.  Kebaikan sejati itu dinilai dari bagaimana dia bersikap dan memperlakukan orang lain. Apakah dia adil dan jujur ? Apakah dia penuh belas kasih ?  Bagaimana dia menghormati orang tua dan memperlakukan teman temannya ? Dengan siapa dia bergaul ?. Bagaimana gaya hidupnya ? Apakah dia bisa tersenyum sama lebarnya ketika diajak makan di restaurant mahal  ataupun di warung Tegal yang murah meriah ?.
Perlu waktu untuk menilai ini semua. Tapi kalau soal jodoh, selalu ibu katakan, jangan merasa diburu buru.  Take your time… give time enough time.
- Pilihlah wanita yang mampu menertawakan dirinya sendiri. Ini kemampuan hebat yang sangat perlu. Hidup ini akan membawa kalian kepada banyak masalah dan lika liku… Tapi tidak ada yang lebih menyenangkan daripada  hidup bersama dengan wanita yang mampu membuat kalian tertawa.
Pilihlah wanita yang bisa tertawa ketika kalian mengatakan “kartu ATM-ku tertelan lagi….
Selera humor yang baik itu bukan menertawakan orang lain, tapi lebih kepada bagaimana dia bisa menertawakan dirinya sendiri dan melihat sisi lucu dan baik dari segala sesuatu.  Pada akhirnya cinta yang bergelora itu akan stabil… kupu kupu yang terbang tak tentu arah dalam perut kalian ketika pertama jatuh cinta, akan hinggap dengan tenang dan menetap, digantikan dengan rasa nyaman yang  menyenangkan…, tapi perekat cinta yang awet adalah tertawa bersama menjalani kehidupan rumah tangga kalian.
- Menikahlah dengan wanita yang memiliki prinsip hidup yang baik dan menghormati prinsip prinsipnya. Dia tidak harus selalu setuju dengan kalian. Buat apa menikah dengan orang yang selalu mengatakan ya ? When two person always agree, one is not necessary…
Pilihlah wanita yang mampu menyikapi perbedaan pendapat, mampu menghargai perbedaan selera dan berkompromi secara fair…
Menikahlah dengan wanita yang mampu bicara jujur demi kebaikan.
- Ini yang terakahir, tapi bukan berarti tidak penting…. Menikahlah dengan wanita yang menghormati kalian. Ibu akan menjadi orang yang paling naik pitam jika kalian dikasari. Terutama di depan umum. Never .. ever let a woman be rude to you.
Ibu bisa mengatakan ini karena ibu mendidik kalian untuk selalu menghormati dan menghargai wanita.  Cinta tanpa penghargaan bagaikan mobil tanpa setir, tidak berguna.
Well, you know your mother.. ini dulu yang bisa ibu katakan. Mudah mudahan tidak ada lagi yang perlu ibu tambahkan  kecuali bahwa I love you and will always be proud of you , my sons.
For Russell and Reinhart, with unlimited love from your Mum.)



http://muda.kompasiana.com/2013/07/19/nak-ibu-ingin-bicara-soal-milih-milih-perempuan-578085.html

Sabtu, 23 November 2013

Sebagai Pengingat Diri

KETIKA dalam sebuah acara Buya Hamka dan istri beliau diundang, mendadak sang pembawa acara meminta istri Buya untuk naik panggung. Asumsinya, istri seorang penceramah hebat pastilah pula sama hebatnya.
Naiklah sang istri, namun ia hanya bicara pendek. “Saya bukanlah penceramah, saya hanyalah tukang masaknya sang Penceramah.” Lantas beliau pun turun panggung.
Dan berikut adalah penuturan Irfan, putra Buya, yang menuturkan bagaimana Buya sepeninggal istrinya atau Ummi Irfan.
“Setelah aku perhatikan bagaimana Ayah mengatasi duka lara sepeninggal Ummi, baru aku mulai bisa menyimak. Bila sedang sendiri, Ayah selalu kudengar bersenandung dengan suara yang hampir tidak terdengar. Menyenandungkan ‘kaba’. Jika tidak Ayah menghabiskan 5-6 jam hanya untuk membaca Al Quran.
Dalam kuatnya Ayah membaca Al Quran, suatu kali pernah aku tanyakan.
“Ayah, kuat sekali Ayah membaca Al Quran?”tanyaku kepada ayah.
“Kau tahu, Irfan. Ayah dan Ummi telah berpuluh-puluh tahun lamanya hidup bersama. Tidak mudah bagi Ayah melupakan kebaikan Ummi. Itulah sebabnya bila datang ingatan Ayah terhadap Ummi, Ayah mengenangnya dengan bersenandung. Namun, bila ingatan Ayah kepada Ummi itu muncul begitu kuat, Ayah lalu segera mengambil air wudhu. Ayah shalat Taubat dua rakaat. Kemudian Ayah mengaji. Ayah berupaya mengalihkannya dan memusatkan pikiran dan kecintaan Ayah semata-mata kepada Allah,” jawab Ayah.
“Mengapa Ayah sampai harus melakukan shalat Taubat?” tanyaku lagi.
“Ayah takut, kecintaan Ayah kepada Ummi melebihi kecintaan Ayah kepada Allah. Itulah mengapa Ayah shalat Taubat terlebih dahulu,” jawab Ayah lagi. [Ayah - Irfan Hamka (hal 212-213)]

Rabu, 09 Oktober 2013

3 Cara Menjadi “Bocah” di Depan Istri

“Jadilah engkau bocah di depan istrimu.” Kata-kata Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu itu adalah pesan beliau untuk para suami. Meski Umar dikenal sebagai muslim paling kuat dan pemberani, ia bisa memposisikan sebagai bocah saat bersama istrinya. Dan karenanya, ia memberikan tips itu kepada sahabat lainnya, hingga keluarga sakinah mawaddah wa rahmah pun digapainya.

Lalu bagaimana cara menjadi bocah di depan istri? Berikut ini 3 makna dan caranya:


1. Bocah itu Manja

Menjadi bocah di depan istri, artinya kita menghadirkan sikap “manja” kita sebagai ekspresi cinta. Rasulullah mencontohkan, beliau kerap bersikap “manja” dengan istrinya. Misalnya meletakkan kepala di paha istrinya, bahkan memposisikan kepala beliau agar istri bisa menyisirnya saat beliau sedang i’tikaf. Subhanallah... jika saat i’tikaf saja se-“manja” itu, betapa beliau di hari-hari biasa?

Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah kita telah bermanja-manja dengan istri hingga cinta makin menyala atau kita jaim hingga terkesan kaku pada istri? 

2. Bocah itu Pemaaf
Tidak ada bocah yang pendendam. Lihatlah bocah-bocah di sekitar kita. Mungkin suatu saat mereka berselisih dengan temannya. Mungkin suatu saat ada diantara mereka yang berkelahi dengan temannya. Tetapi setelah perselisihan itu selesai, mereka kembali beraktifitas bersama seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Bahkan setelah berkelahi, mereka kembali akrab seperti semula. Tak ada dendam, mereka langsung memaafkan.

Pun demikian seharusnya menjadi suami istri. Tidak mungkin tak pernah ada masalah dalam hitungan tahun pernikahan. Tetapi, masalah atau perselisihan hanya berlangsung sebentar dan tidak pernah berkarat menjadi dendam. Suami yang baik, ia seperti bocah yang suka memaafkan.

3. Bocah itu Suka Bermain

Dunia bocah adalah dunia bermain. Suami yang menjadi bocah di depan istrinya juga suka bermain. Rasulullah mencontohkan, beliau pernah bermain lomba lari dengan Aisyah. Pertama kali lomba, Rasulullah kalah. Pada kesempatan berikutnya, ketika Aisyah menjadi gemuk, Rasulullah memenangkan lomba lari kali itu. Pernahkah kita berlomba lari dengan istri?

“Permainan” yang lebih “dewasa” juga dicontohkan Rasulullah. Beliau mandi bersama Aisyah dalam satu bejana. Pernahkah kita melakukannya bersama istri kita? Mandi bersama dalam bath up yang sama?

Berikutnya, kita bisa mengembangkan “permainan-permainan” berikutnya bersama istri kita. Dengan berbagai posisi, dengan berbagai gaya.

“Istri-istrimu adalah (seperti) ladang bagimu, maka datangilah ladang itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai” (QS. Al Baqarah : 223)

Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida]